Cerita Negara Qatar, Mediator Konflik Terkemuka di dunia
Banyak negara Timur Tengah yang mendamba peran mediator perdamaian, tapi sejauh ini hanya Qatar yang menampilkan diri sebagai mediator yang bisa memecahkan masalah dan diterima oleh semua kalangan.
---
TAK heran, dalam beberapa tahun terakhir, Qatar efektif menengahi konflik di dunia, mulai Ukraina, Lebanon, Sudan, Iran, Afghanistan, sampai perjanjian jeda kemanusiaan di Jalur Gaza antara Hamas dan Israel.
Sebelum sukses menengahi Hamas dan Israel, adalah juga Qatar yang menengahi Amerika Serikat dan Taliban pada 2020.
Kemunculan negara yang dipimpin Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani itu sebagai mediator internasional terkemuka menarik untuk dipelajari.
Selama ini pakar-pakar hubungan internasional meyakini negara yang memiliki hard power kuat, adalah pihak yang bisa mempengaruhi setiap keputusan menyangkut masalah-masalah global.
Faktanya, hampir tak ada platform kerja sama multilateral yang tak diprakarsai dan dikuatkan oleh negara besar. Demikian juga dalam resolusi dan mediasi konflik.
BACA JUGA:Masa Lalu Azizah Shalsa Diungkit Netizen
BACA JUGA:Polri: Fredy Pratama Dilindungi Gangster di Thailand
Sebelum ini, mediasi konflik menjadi domain negara besar.
Pandangan itu didasarkan kepada logika bahwa negara besar memiliki modal dan kapasitas untuk memaksa aktor-aktor yang terlibat konflik untuk mengimplementasikan solusi konflik.
Namun, dalam puluhan tahun terakhir, pandangan itu tak terlalu relevan, karena negara-negara kecil, seperti Qatar memiliki kapasitas yang sama efektifnya dengan negara besar dalam memediasi konflik.
Qatar sendiri sukses membangun kehadirannya dalam peta politik global setelah memediasi berbagai konflik.
Sampai era 1990-an, Qatar masih di bawah bayang-bayang Arab Saudi, tapi sejak awal ke-21, Qatar meningkatkan keterlibatan internasional negara itu pada tingkat yang membuatnya tak boleh lagi disebut tergantung Saudi.