JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Kelompok Kerja (Pokja) Penguatan Literasi Sekolah di bawah naungan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingatkan para guru akan pentingnya menyampaikan literasi tentang 22 topik kesehatan kepada anak-anak di sekolah.
Hal ini disampaikan sebagai upaya persiapan menuju visi Indonesia Emas 2045 dan mengingat tingginya jumlah masalah kesehatan yang dialami anak-anak di usia sekolah.
Nurfa Fatayani, Ketua Pokja Penguatan Literasi Sekolah Kemenkes, menyampaikan bahwa survei Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan bahwa 58 persen anak usia 10-14 tahun mengalami kurangnya aktivitas fisik, dan tingginya konsumsi makanan manis atau gula.
BACA JUGA:Kemendikbudristek Siapkan Rp199,95 Miliar Untuk Dukung Anak Bersekolah
BACA JUGA:Kemendikbudristek Dukung Kualitas Lulusan Vokasi untuk Industri Gim
Hal ini berdampak pada meningkatnya prevalensi diabetes di Indonesia pada tahun 2023.
22 topik kesehatan tersebut terbagi dalam 7 kluster, meliputi pendidikan gizi, pendidikan kesehatan reproduksi, pendidikan kesehatan jiwa, pendidikan kebersihan diri dan sanitasi lingkungan, pendidikan perilaku sehat, pendidikan pencegahan dan pengendalian penyakit, serta pendidikan kesiapsiagaan bencana.
Topik-topik tersebut mencakup gizi seimbang, konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD), pemantauan tumbuh kembang secara rutin, identifikasi dan pelaporan pelecehan seksual, pengelolaan emosi, konsumsi makanan dan minuman yang higienis, edukasi tentang bahaya merokok dan minuman beralkohol, aktivitas fisik rutin, kesadaran akan resiko dan kecelakaan lalu lintas, pertolongan pertama, imunisasi, pemeriksaan kesehatan rutin, dan kesiapsiagaan menghadapi bencana.
BACA JUGA:Unand Raih Tiga Besar Penerima Dana Penelitian Terbanyak dari Kemendikbudristek
BACA JUGA:Kemendikbudristek Fasilitasi Pengembangan Lagu Anak Indonesia dengan Program KILA
Kemenkes bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) serta Kementerian Agama (Kemenag) untuk menyusun 22 topik kesehatan tersebut ke dalam 154 bahan ajar.
Bahan ajar tersebut tersedia dalam berbagai format seperti infografik, komik, video, dan kartun bermain, mulai dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).
BACA JUGA:Kemendikbudristek Sebut UKT Tidak Naik, Tapi Ada Penambahan Kelompok
BACA JUGA:Kemendikbudristek Dorong Kreativitas Sekolah dalam Implementasi GSS
Sebanyak 57 bahan ajar telah diunggah secara daring melalui aplikasi Platform Merdeka Mengajar (PMM) milik Kemendikbudristek, memudahkan akses masyarakat terhadap informasi kesehatan yang penting ini. (*)