Kemenkeu Laporkan Realisasi Utang Negara Rp266,3 Triliun Hingga Juli 2024

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan keterangan pers hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) III Tahun 2024 di Kantor LPS, Jakarta, Jumat (2/8/2024). KSSK melaporkan stabilitas sistem keuangan pada triwulan II 2024 masih terjag--

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO–Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa hingga akhir Juli 2024, realisasi pembiayaan utang negara telah mencapai Rp266,3 triliun.

Angka ini mencerminkan sekitar 41,1 persen dari total alokasi pembiayaan utang sebesar Rp648,1 triliun untuk tahun ini.
Dalam konferensi pers APBN KiTa Edisi Agustus 2024, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan bahwa pencapaian ini menunjukkan pertumbuhan signifikan dibandingkan tahun lalu, yaitu sebesar 36,6 persen.

BACA JUGA:Utang RSUD Abdul Manap Rp17 M jadi Temuan BPK dan Sorotan DPRD

BACA JUGA:Pemerintah Tekan Penarikan Utang 12,2 Persen

Menurut Sri Mulyani, hal ini adalah kondisi yang wajar mengingat perbedaan besar dalam penerimaan negara dibandingkan tahun sebelumnya.
“Pada tahun lalu, kita mengalami lonjakan penerimaan negara yang signifikan akibat harga komoditas yang tinggi, yang menyebabkan penurunan tajam dalam penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) dari Rp437,8 triliun menjadi Rp184,1 triliun,” jelas Sri Mulyani.
Tahun ini, penerbitan SBN tercatat sebesar Rp253 triliun, atau sekitar 38 persen dari target yang ditetapkan dalam APBN.

Sri Mulyani menjelaskan bahwa dengan normalisasi harga komoditas, diperkirakan defisit anggaran tahun ini akan lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.

BACA JUGA:Tuntut Penjelasan Utang Rp69 Miliar RSUD RM, LSMM Minta Insentif Jasa Medis Segera Dibayar

BACA JUGA:GAWAT! Kondisi Keuangan RSUD Raden Mattaher Minus, Punya Hutang Rp 69 Miliar
“Peningkatan dalam pembiayaan utang ini adalah bagian dari strategi countercyclical kami. Saat perekonomian melambat, kami menerbitkan lebih banyak SBN untuk menjaga stabilitas ekonomi. Sebaliknya, saat perekonomian berada dalam kondisi baik, kami mengurangi penerbitan SBN untuk menyeimbangkan dampak dari fluktuasi harga komoditas,” ungkapnya.
Selain itu, Kemenkeu mencatat bahwa realisasi pinjaman mencapai Rp13,3 triliun, sementara pembiayaan non-utang berada pada angka Rp49,3 triliun.

Dengan demikian, total realisasi pembiayaan anggaran hingga 31 Juli 2024 mencapai Rp217 triliun.
Sri Mulyani menambahkan bahwa meskipun pertumbuhan ini cukup tinggi, angkanya tetap sesuai dengan postur anggaran yang telah ditetapkan.

“Tahun lalu adalah situasi khusus dengan penerimaan negara yang sangat baik. Kami tetap fokus untuk mengelola defisit dengan hati-hati dan memastikan bahwa belanja tetap sesuai dengan rencana,” tegasnya.

BACA JUGA:Utang Luar Negeri Turun Jadi 405,7 Miliar Dolar AS

BACA JUGA:Petugas Penagih Utang Harus Memiliki Sertifikasi Profesi
Ke depan, Kemenkeu akan terus berupaya untuk menjaga keseimbangan antara penerimaan dan belanja agar defisit anggaran tetap dalam batas yang wajar dan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan