Kemenag Terus Perkuat PTKIN di Kancah Internasional
Kepala Subbagian Tata Usaha Direktorat PTKI Kemenag Ajang Pradita saat konferensi pers di Jakarta.--
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) terus berupaya untuk memperkuat kualitas dan daya saing perguruan tinggi keagamaan Islam (PTKIN) di tingkat internasional.
Langkah ini bertujuan agar PTKIN di Indonesia semakin mendapat pengakuan global dan mampu bersaing di arena pendidikan tinggi internasional.
Ajang Pradita, Kepala Subbagian Tata Usaha Direktorat PTKI Kemenag, menjelaskan bahwa perguruan tinggi keagamaan Islam di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat.
Saat ini, Universitas Islam Negeri (UIN) menjadi pilihan utama para pelajar di Indonesia, serta mulai dilirik oleh mahasiswa internasional.
Di tingkat internasional, pengakuan terhadap PTKIN Indonesia juga semakin meningkat. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang telah berhasil masuk dalam peringkat 700 QS World University Rankings (QS WUR), sebuah pencapaian yang signifikan bagi perguruan tinggi Islam Indonesia.
Namun, Kemenag menargetkan untuk membawa sejumlah PTKIN ke peringkat 300 hingga 400 QS WUR dalam waktu mendatang.
"Kami sangat mengapresiasi pencapaian UIN Jakarta dan UIN Malang yang telah masuk dalam peringkat QS WUR Asia. Ke depannya, kami berharap lebih banyak PTKIN yang dapat mengikuti jejak mereka," ujar Ajang.
Untuk mencapai target tersebut, Kementerian Agama meluncurkan program piloting yang akan diterapkan pada delapan UIN di Indonesia. Program ini bertujuan untuk mempercepat proses internasionalisasi dan meningkatkan daya saing PTKIN.
Kedelapan UIN yang terpilih untuk program ini adalah UIN Jakarta, UIN Bandung, UIN Yogyakarta, UIN Surabaya, UIN Semarang, UIN Palembang, UIN Aceh, dan UIN Makassar.
UIN Jakarta akan memimpin program ini sebagai leading sector, dengan fokus pada pengembangan kajian agama Islam di tingkat internasional.
"Dengan dukungan kebijakan yang tepat dan komitmen yang kuat, kami yakin PTKIN Indonesia dapat bersaing lebih kompetitif di tingkat global," tambah Ajang.
Ajang juga menekankan bahwa peningkatan kualitas dosen menjadi bagian penting dari strategi internasionalisasi. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan meningkatkan kuota sertifikasi dosen dari 2.000 menjadi 5.000.
"Kami ingin lulusan PTKIN tidak hanya cerdas dalam bidang teknologi, tetapi juga memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi," ungkapnya.
Melalui berbagai upaya ini, Kementerian Agama berharap PTKIN dapat lebih dikenal dan dihargai di tingkat internasional serta turut berperan aktif dalam pengembangan pendidikan tinggi keagamaan yang berkualitas di dunia. (ant)