Makan Bergizi Gratis dan Penyakit Katastropik
ARIFA MUSTIKA--
Oleh : ARIFA MUSTIKA
PROGRAM prioritas pemerintah, makan bergizi gratis (MBG), tengah ramai diperbincangkan. Pelaksanaannya membutuhkan integrasi yang komprehensif dan komitmen tinggi dari berbagai sektor. Tentu saja dengan dukungan dana yang tidak sedikit. Program tersebut akan dimulai 2 Januari 2025 dan saat ini sedang diuji coba.
Dari perspektif tenaga kesehatan yang menekuni bidang imunofarmakologi, program tersebut merupakan solusi inovatif bagi peningkatan respons imun tubuh generasi muda dalam menghadapi tantangan penyakit global. Yaitu, penyakit katastropik yang jumlahnya meningkat setiap tahun. Imunofarmakologi merupakan pendekatan terapi berbasis modulasi dan penguatan sistem imun untuk mencegah serta mengendalikan penyakit katastropik secara lebih efektif, efisien, dan berkelanjutan.
Penyakit katastropik adalah penyakit yang bersifat kronis dan memiliki dampak kesehatan yang sangat serius. Baik bagi individu yang terkena maupun bagi masyarakat dan sistem kesehatan. Penyakit tersebut dianggap sebagai tantangan besar bagi sistem kesehatan. Sebab, penanganannya memerlukan perawatan berkelanjutan yang tidak hanya mahal, tetapi juga membutuhkan tenaga medis khusus, fasilitas kesehatan memadai, serta dukungan teknologi tinggi.
Apabila tidak dikelola dengan baik, penyakit katastropik dapat melemahkan ketahanan dan menjadi beban sistem kesehatan. Penyakit tersebut meliputi penyakit tidak menular (PTM) seperti diabetes melitus, jantung, stroke, kanker, gagal ginjal kronis, dan penyakit paru obstruktif (PPOK). Sementara penyakit katastropik yang menular, antara lain, tuberkulosis dan human immunodeficiency virus/acquired immunodeficiency syndrome (HIV/AIDS)
Makanan Bergizi
Makanan bergizi adalah makanan dengan kecukupan dan keseimbangan kandungan makro dan mikro nutrisi (nutrient). Kandungan makronutrisi berupa karbohidrat, protein, dan lemak. Sementara mikronutrisi adalah mineral dan vitamin. Berbagai kandungan zat gizi tersebut memegang peran kunci dalam pembangunan sistem dan respons imun tubuh.
Anak-anak yang mendapat makanan bergizi sejak dini memiliki perkembangan sistem imun yang lebih baik hingga dewasa. Selain itu, program MBG diharapkan menjadi stimulus perubahan perilaku, pola makan yang lebih sehat, termasuk pembinaan perilaku hidup sehat, pada anak-anak sejak dini.
Penguatan sistem imun, terutama bagi generasi muda, merupakan hal yang mutlak dilakukan. Dengan demikian, kualitas imunitas tubuh bisa meningkat menghadapi berbagai ancaman kesehatan pada masa mendatang, termasuk penyakit katastropik.
Generasi Emas
Perlu diperhatikan, dalam periode 2010–2045, jumlah penduduk Indonesia usia produktif sangatlah besar. Pada 2045, jumlah penduduk Indonesia mencapai 319 juta. Usia median penduduk yang relatif muda dan angkatan kerja sangat besar. Lebih dari 70 persen penduduk berusia produktif (15–64 tahun).
Pada tahun tersebut, Indonesia diperkirakan mendapat bonus demografi yang dicanangkan sebagai tahun Generasi Emas Indonesia 2045. Generasi emas merupakan wacana dan gagasan dalam rangka mempersiapkan para generasi muda Indonesia yang berkualitas, kompeten, dan berdaya saing tinggi. Tentu saja dengan target kualitas manusia Indonesia yang meningkat; pendidikan yang makin tinggi dan merata; kebudayaan yang kuat; derajat kesehatan, usia harapan hidup, dan kualitas hidup yang makin baik; produktivitas tinggi; serta kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang luas. Keseluruhan visi Indonesia 2045 diarahkan pada perwujudan Indonesia yang maju, adil, dan makmur dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Bonus demografi merupakan kesempatan besar untuk memaksimalkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial yang mendukung tercapainya generasi emas Indonesia. Negara yang berhasil mengelola bonus demografi akan merasakan percepatan pertumbuhan ekonomi.
Karena itu, generasi emas harus dipersiapkan sejak usia dini. Salah satu usaha yang urgen adalah menguatkan sistem dan respons imunitas tubuh sehingga anak-anak kita mampu menghadapi tantangan global kesehatan, yaitu penyakit katastropik.