Makan Dikelung Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda
Kepala Dinas Pariwisata, Budaya, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Tanjabtim, Zekki Zulkarnaen--
MUARASABAK, JAMBIEKSPRES.CO -Setelah melalui proses yang panjang, Makan Dikelung akhirnya resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) milik Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Provinsi Jambi.
Penetapan ini dilakukan setelah diusulkan ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI.
Kepala Dinas Pariwisata, Budaya, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Tanjabtim, Zekki Zulkarnaen, menyampaikan bahwa usulan untuk mengakui Makan Dikelung sebagai WBTB diajukan sejak awal tahun 2024.
Setelah melalui berbagai tahapan, akhirnya tradisi budaya tersebut resmi diakui.
BACA JUGA:Kemenkebud Repatriasi 828 Objek Warisan Budaya dari Belanda
BACA JUGA:Pengakuan Kebaya Sebagai Warisan Budaya Buka Peluang Besar bagi Industri Mode
"Alhamdulillah, prosesnya sudah selesai dan Makan Dikelung sudah ditetapkan sebagai WBTB. Sekarang tinggal menunggu sertifikatnya diserahkan," kata Zekki.
Dengan ditetapkannya Makan Dikelung sebagai WBTB, Kabupaten Tanjabtim kini memiliki empat warisan budaya tak benda yang diakui oleh Pemerintah Pusat.
Selain Makan Dikelung, tiga tradisi lainnya yang telah diakui adalah Malam Tari Inai, Festival Air Hitam Laut, dan Kulintang Perunggu.
"Makan Dikelung ini merupakan tradisi budaya keempat yang menjadi Warisan Budaya Tak Benda," ungkapnya.
Zekki menjelaskan bahwa langkah pemerintah daerah untuk melestarikan tradisi budaya di Tanjabtim adalah dengan mendaftarkan cagar budaya tersebut sebagai warisan budaya asli daerah.
Ia berharap, semua cagar budaya, baik yang bersifat benda maupun tak benda, dapat terdata dan terjaga.
"Harapan kami, semua cagar budaya di Tanjabtim bisa terdata dengan baik, baik benda maupun tak benda," jelas Zekki.
Ia juga berharap bahwa dengan adanya sertifikat WBTB, tradisi dan budaya yang telah terdaftar secara nasional akan lebih mudah mendapatkan dukungan dari pemerintah pusat.
- Tag
- Share
-
-
