Kanker Bukan Akhir Dari Segalanya

CERIA: Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kiri) bertepuk tangan mengiringi sejumlah anak yang menderita kanker yang bernyanyi di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta, Kamis (20/2/2025). FOTO : ANTARA/MECCA YUMNA--

Adapun dari sisi transformasi ketahanan kesehatan, sejumlah tantangan antara lain Indonesia masih bergantung pada produk obat dan alat kesehatan impor. Selain itu, masih terbatasnya obat-obat esensial kanker, termasuk obat inovatif dan bioteknologi. Saat ini baru 42 persen obat yang dibutuhkan untuk pelayanan kanker anak yang masuk ke Formularium Nasional (Fornas).

Untuk mengatasi hal itu, Pemerintah menggiatkan sejumlah upaya, seperti meningkatkan kemandirian industri kesehatan, konsolidasi pengadaan obat, memperluas akses obat kanker dalam Fornas serta memperbaharui registrasi obat, juga menguatkan perencanaan kebutuhan obat kanker anak.

Pembiayaan penanganan kanker juga mengalami hambatan, antara lain karena adanya perbedaan pembiayaan yang cukup besar antara rawat jalan dan rawat inap untuk kanker anak, terbatasnya cakupan pembiayaan untuk pengobatan inovatif, serta tak banyak publik yang memiliki asuransi selain JKN.

Guna mengatasinya, ada inisiatif-inisiatif seperti Pemanfaatan Health Technology Assessment (HTA) untuk memastikan efektivitas biaya dan kendali mutu dalam pelayanan kanker, termasuk untuk obat dan kit skrining kanker, serta eksplorasi dalam Inovasi Pembiayaan (Innovative Financing) untuk obat kanker, yakni usulan skema urun biaya atau selisih biaya obat dalam JKN untuk meningkatkan akses.

Kemudian, teknologi kesehatan juga ditingkatkan, melalui pengembangan telemedis, integrasi sistem informasi ke SATU SEHAT, dan inovasi kedokteran presisi melalui pendekatan genomik melalui BGSi, dan pendirian National Biobank dan layanan genomic sequencing untuk mendukung keputusan klinis.

Dengan keseriusan pemerintah menangani penyakit kanker lewat Rencana Aksi Nasional Kanker Anak (RANKA), kita semakin diyakinkan bahwa kanker bukan akhir dari segalanya. Penyakit tersebut menjadi motivasi untuk tetap semangat menjalani hidup yang lebih sehat, serta memacu masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup dengan membangun dukungan sosial serta sistem kesehatan yang lebih baik.

Semangat dan motivasi para pejuang kanker itu kini diharapkan semakin kuat dengan adanya Rencana Aksi Nasional Kanker Anak (RANKA). (ant)

 

Tag
Share