Premium Nan Eksklusif, Tak Kalah dari Produk Negeri Tirai Bambu

TEH PUTIH: Foto udara kebun teh yang menghasilkan teh putih yang terletak di kaki Gunung Tilu, Ciwidey, Jawa Barat. FOTO : ANTARA --

 

Jika teh China berasal dari tanaman teh jenis sinensis (Camellia sinensis var sinensis), maka tumbuhan penghasil teh putih di Gambung berasal dari tanaman teh jenis assamica (Camellia sinensis var. assamica).

Varietas assamica memiliki karakteristik produktivitas tinggi, mudah diperbanyak secara vegetatif, punya potensi hasil tinggi dan stabil, kemampuan beradaptasi yang luas pada berbagai agroekosistem perkebunan teh Indonesia, memiliki kandungan antioksidan (katekin) lebih tinggi di antara varietas lain, memiliki ketahanan terhadap cacar, dan memiliki potensi kualitas yang unggul dan cita rasa yang spesifik.

"Meski belum ada klaim tertulis soal kualitas terbaik, kami sesama produsen teh selalu ada kumpul bareng, kami bawa sampel dan tea tasting, juga saling mereview produk. Banyak negara lain menyebut teh putih dari Gambung ini bagus dari keringan yang (berwarna) silver juga cita rasanya, mellow-nya, aromanya. Memang mendapat rekognisi sebagai teh terbaik di antara pecinta teh," ungkap Hilman.

Bisa Jadi Ikon Teh Indonesia

Ketua Dewan Pakar Masyarakat Indikasi Geografi Rohayati Suprihatini menyebut teh putih Gambung adalah teh putih pertama yang memiliki sertifikasi Indikasi Geografis (IG).

Indikasi Geografis adalah suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang atau produk karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia atau kombinasi dari kedua faktor tersebut, yang memberikan reputasi, kualitas, dan karakteristik tertentu pada barang atau produk yang dihasilkan.

Gambung Excellent White Tea sudah mengantongi IG karena rasanya yang khas, mulai dari aroma roast hingga tingkat antioksidannya yang lebih tinggi.

"Selain karena paling enak, juga paling sehat karena diproses dengan suhu tertentu yang membuatnya tidak teroksidasi sehingga manfaat bahan aktifnya tidak berkurang," kata Rohayati.

Walaupun digadang-gadang sebagai teh premium, faktanya teh putih ternyata tidak semahal kabar angin. Hal itu karena per kilogram teh putih bisa menyentuh Rp1,5 juta. Padahal, dibutuhkan hanya 2 gram teh putih untuk tiga kali seduh poci berukuran sekitar 400 ml.

"White tea ini mahal tapi karena bisa diseduh tiga kali, harganya sama dengan satu cangkir green tea," kata Rohayati yang juga Ketua Dewan Pakar Asosiasi Petani Teh Indonesia itu.

Sayangnya, meski punya manfaat kesehatan yang lebih tinggi dan cita rasa khas, popularitas teh putih sendiri masih kalah dengan teh hijau atau jenis teh lainnya.

Teh putih dinilai punya potensi untuk jadi ikon teh Indonesia, juga diharapkan bisa sepopuler teh-teh China yang bervariasi, teh oolong dari Taiwan, teh hijau Jepang, teh darjeeling India hingga earl grey dari Inggris.

Pasalnya, meski produksinya tidak sebesar di China, namun standar teh putih Indonesia jauh lebih unggul dengan kualitas silver needle.

"Teh putih bisa jadi ikon teh Indonesia, karena ini jenis teh terbaik, enak dan paling sehat," kata Rohayati.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan