JHPECT 2024: Poltekkes Kemenkes Jambi Dorong Mahasiswa Siap Bersaing Secara Global

Panitia kegiatan JHPECT tahun 2024 Poltekkes Kemenkes Jambi--

JAMBI – Poltekkes Kemenkes Jambi terus mengambil langkah nyata untuk memastikan lulusannya menjadi calon tenaga kesehatan yang siap menghadapi tantangan pasar kerja Internasional.

Untuk itu sebanyak 725 mahasiswa Tingkat akhir mengikuti kegiatan Jambi Health Polytechnic English Competency Test (JHPECT) 2024. JHPECT 2024 diawali dengan bimbingan daring digelar pada Senin – Selasa (22-30/4), dilanjutkan oleh ujian berbasis komputer di ruang Computer Based Test (CBT) Center Poltekkes Kemenkes Jambi berkapasitas lebih dari 150 peserta pada Kamis – Minggu (2-5/5).

JHPECT adalah test pengukuran kemampuan Bahasa Inggris berstandar TOEFL sebagai sebuah langkah institusi untuk memastikan para calon tenaga kesehatan yang akan lulus untuk siap menghadapi tantangan pasar kerja yang mendunia. 

“Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya memenuhi visi Poltekkes Kemenkes Jambi, yaitu Menghasilkan Tenaga Kesehatan Vokasi, Profesi yang Profesional dan Siap Berkompetisi di Era Global pada tahun 2026.” Jelas Direktur Poltekkes Kemenkes Jambi, Dr. Rusmimpong.S.Pd.,M.Kes.

Dijelaskannya, setiap langkah yang diambil oleh Poltekkes Kemenkes Jambi memiliki tujuan akhir yang jelas yaitu memberikan kesempatan yang lebih baik bagi lulusan mereka dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat di pasar kerja global saat ini.

Dimana saat ini banyaknya fasilitas kesehatan bertaraf Internasional yang saat ini telah memberikan layanan kepada masyarakat baik warga negara Indonesia maupun asing, serta terbukanya peluang bagi tenaga kesehatan profesional untuk berkarir di luar negeri seperti Jepang, Jerman, Arab Saudi dan lain sebagainya menjadikan kemampuan bahasa asing seperti bahasa Inggris sebagai kebutuhan yang dapat menjadi modal utama demi memperluas peluang kerja, membina jenjang karir dan meningkatkan taraf kehidupan di masa depan.

Untuk itu melalui unit bahasa yang dipimpin oleh, drg.Karin Tika Fitria,M.Biomed., berbagai upaya terus dilakukan untuk meningkatkan kompetensi baik dosen, staff dan mahasiswa. 

Kemampuan berbahasa Inggris memungkinkan tenaga kesehatan untuk berkomunikasi dengan pasien, maupun mitra layanan kesehatan internasional secara efektif, memfasilitasi pemahaman yang lebih baik tentang kondisi kesehatan, prosedur medis, dan instruksi perawatan.

Tenaga kesehatan yang mahir berbahasa Inggris dapat mengakses informasi terbaru tentang penemuan medis, perkembangan terapi, dan panduan klinis dari berbagai sumber internasional. 

Hal ini memungkinkan mereka untuk tetap terkini dengan perkembangan terbaru dalam bidang kesehatan dan meningkatkan kualitas pelayanan yang mereka berikan kepada pasien.

Sementara bagi dosen, di lingkungan kesehatan yang semakin terhubung secara global, kemampuan berbahasa Inggris memungkinkan  untuk berkolaborasi dengan rekan-rekan dari berbagai negara, menghadiri konferensi internasional, dan berpartisipasi dalam proyek penelitian bersama, pertukaran pengetahuan dan pengalaman lintas-budaya, yang dapat membantu dalam meningkatkan praktik klinis dan inovasi dalam bidang kesehatan.

Tag
Share