Bendungan yang airnya berasal dari Sungai Kuning tersebut dibangun pertama pada 1958 dan menyelesaikan seluruh bangunan pada 1969 sebagai bagian dari proyek Rencana Lima Tahun pertama (1953-1957) Pemerintah China.
Bendungan Liujiaxia dirancang untuk menjadi pembangkit listrik, dengan manfaat tambahan adalah pengendalian banjir, irigasi, pencegahan kemacetan es, navigasi, budi daya perairan dan lainnya, sehingga dikenal sebagai "Mutiara Sungai Kuning" dan masuk dalam Daftar Warisan Industri Nasional.
Tidak heran untuk mendekat ke lokasi bendungan diperlukan izin khusus dan ada tentara aktif yang berjaga di gerbang depan bendungan.
Sebagai PLTA jutaan megawatt pertama di China, PLTA Liujiaxia mampu menghasilkan 5,7 miliar kWh setiap tahun. Pembangkit listriknya memiliki lebar sekitar 25 meter, panjang 180 meter dan tinggi 20 lantai, dengan 5 turbin besar buatan China di tengah.
PLTA tersebut memasok listrik ke Pronvisi Shaanxi, Gansu, Qinghai dan memainkan peran penting dalam jaringan listrik barat laut China.
Sementara total kapasitas Bendungan Liujiaxia adalah 5,7 miliar meter kubik, luas daerah aliran sungai terkendali seluas 173.000 kilometer persegi dan debit tahunan rata-rata 834 meter kubik per detik.
Material bendungan adalah beton setinggi 147 meter, panjang 204 meter dan lebar atas 16 meter. Setiap tahun, bendungan Liujiaxia memasok 800 juta meter kubik air untuk irigasi pertanian di Gansu, Ningxia, dan Mongolia Dalam seluas 1,07 juta hektare.
Bendungan tersebut juga menjadi pencegah kemacetan es yang bertahun-tahun melanda Sungai Kuning. Pada periode pencairan es pada musim semi, volume air meningkat, es pecah dan es terapung menghalangi bendungan, sehingga menyebabkan bencana kemacetan es serius yang ditandai dengan meluapnya sungai dan tanggul yang jebol.
Setelah Bendungan Liujiaxia aktif beroperasi sekitar 700 km wilayah hilir terlindungi dari bahaya kemacetan es dan tidak ada bencana kemacetan es besar terjadi dalam 20 tahun terakhir.
Selain itu, Bendungan Liujiaxia memenuhi kebutuhan air industri dan perkotaan di Kota Lanzhou, Yinchuan dan kota-kota hilir lainnya karena menghasilkan sekitar 700.000 meter kubik air setiap hari.
Sekretaris Panitia Tetap Partai Komunis China (PKC) Provinsi Gansu yang juga Wakil Manajer PLTA Liujiaxia Zhao Yubing mengatakan ketahanan bendungan tersebut sudah cukup teruji, termasuk terhadap bencana alam, seperti gempa berkekuatan 6,2 skala Richter yang mengguncang Provinsi Gansu pada Desember 2023.
"Gempa di Jishishan tahun lalu yang hanya berjarak sekitar lima puluh kilometer, namun bendungan kami dan berbagai bangunannya tetap aman dan peralatannya masih utuh. Hal itu membuktikan tingkat kualitas konstruksi bendungan kami, termasuk PLTA di dalamnya," kata Zhao di lokasi bendungan itu pada Senin (15/7).
Zhao menyebut Bendungan Liujiaxia juga punya sistem pencegahan dan pengendalian bencana yang komprehensif.
"Kami juga punya sistem peringatan dini, prakiraan hingga pemeliharaan, dan pengawasan seluruh sistem manajemen komando darurat karena kami punya serangkaian pengalaman dalam mitigasi bencana geologi, termasuk gempa bumi," ujar Zhao.
Ia pun menyebut sejauh ini belum pernah terjadi gempa bumi atau bencana alam besar di Bendungan Liujiaxia.
Linxia di lembah Sungai Daxia (anak Sungai Kuning) pun akhirnya dibuat nyaman sebagai rumah bagi etnis minoritas Hui. (ant)