Beberapa media televisi nasional dan rumah produksi mulai menghubungi mereka, namun belum satu pun investor melirik.
Ajaibnya, sepekan terakhir animasi "Made & the Lost Spirit" viral di media sosial. Sejumlah kreator konten dan tokoh publik Bali memuji karya mereka.
Optimisme mereka akhirnya makin membuncah. Pekan depan Krishna dan rekan-rekannya akan memulai penjajakan ke investor dengan salah satunya memanfaatkan ajang Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang akan mengumpulkan industri kreatif animasi di Malang.
Beberapa anak muda penggagas seri animasi Made & the Lost Spirit sedang berdiskusi di Denpasar, Selasa (6/8/2024). ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari
Potensi Industri Kreatif Animasi di Bali
Kemunculan seri animasi yang serius ini menjadi penanda Bali memiliki potensi besar selain dari sektor pariwisata. Jika laku, sebuah animasi dapat dibayar Rp150.000 untuk setiap detiknya.
Jika pariwisata yang selama ini maju di Bali dipengaruhi faktor budaya dan kearifan lokal yang menjual, maka animasi dengan latar belakang yang sama bukan hal yang tidak mungkin, apalagi pesaingnya belum banyak.
Begitu landasan belasan anak muda yang menyatukan diri mereka dalam LYS Animation Studio, di mana kisah Made berakar dari kehidupan sehari-hari masyarakat Bali.
Budaya dan mitologi Bali yang kental dapat diangkat ke dalam cerita animasi, seperti halnya dilakukan studio animasi kelas dunia Disney dan Pixar.
Modal ini dimanfaatkan untuk menciptakan karakter Made yang menggunakan baju dengan motif barong, memakai kain bali, berbahasa Indonesia dengan logat Bali, didukung musik latar gamelan tradisional, dan pengaturan latar, serta properti yang menonjolkan suasana khas Pulau Dewata yang tidak asing lagi.
Perjalanan Made dan roh Dharma yang dikemas dalam 16 episode dengan masing-masing durasi 6 menit akan mengajarkan anak-anak untuk semangat, berjuang, mengutamakan sopan santun, dan mengedepankan kebaikan.
Idealnya, sebuah proyek animasi diisi oleh penata konsep, pembuat model, pembentuk tulang, penggerak, dan pengatur cahaya, serta alur.
Kelompok anak muda ini masih membutuhkan sumber daya manusia, sebab satu divisi semestinya diisi oleh sekurang-kurangnya empat orang.
Dengan berkembangnya industri kreatif animasi, akan lebih banyak lagi tenaga lulusan terkait yang mendapat pekerjaan sehingga hal ini juga menjadi potensi ekonomi jika mereka terserap.
Dinas Kebudayaan Bali juga senang mengetahui inisiatif anak muda mengangkat budaya lokal melalui teknologi animasi.
Dari catatan yang diungkap Kepala Disbud Bali I Gede Arya Sugiartha, selama ini belum ada yang serius mengembangkan potensi film berlatar mitologi sejarah, padahal Bali memiliki kisah khas yang disukai banyak orang.