Insentif Hingga Teknologi Baterai Dinilai Rangsang Adopsi EV

Minggu 22 Sep 2024 - 20:13 WIB
Editor : Adriansyah

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung Yannes Martinus Pasaribu menyatakan optimistis-nya bahwa tren mobil listrik akan terus meningkat bila diiringi beberapa faktor, mulai dari kebijakan pemerintah hingga kemajuan teknologi baterai.

Menurut dia, dukungan pemerintah melalui insentif dan pembangunan infrastruktur untuk kendaraan listrik dapat merangsang minat konsumen.

“Tampaknya tren ini akan berbalik dan pasar akan kembali naik, jika kebijakan yang mendukung pada EV dicanangkan kembali oleh kabinet baru,” kata dia. kepada ANTARA, Minggu.

Selain dukungan pemerintah, meningkatnya kesadaran masyarakat akan isu lingkungan menjadi pendorong lain.

BACA JUGA:Pakar Otomotif Ingatkan Bahaya Memanaskan Mobil Terlalu Lama

BACA JUGA:Astra Financial Perkuat Komitmen Dukung Industri Otomotif

Masyarakat yang kini lebih peduli terhadap dampak kendaraan berbahan bakar fosil terhadap lingkungan, menjadi penanda positif terhadap adopsi mobil listrik.

Yannes juga menyoroti kemajuan teknologi baterai yang juga menjadi penentu minat beli masyarakat terhadap EV.

Dengan penurunan harga mobil listrik yang seiring dengan peningkatan skala produksi, diharapkan mobil listrik akan semakin terjangkau bagi masyarakat.

"Penurunan harga adalah faktor penting untuk memperluas pangsa pasar," tambahnya.

Namun, Yannes mengingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi masyarakat kelas menengah harus tetap diperhatikan.

Segmen ini merupakan pasar terbesar di Indonesia dan memiliki potensi signifikan untuk mengadopsi kendaraan listrik.

Dengan kombinasi kebijakan yang mendukung, kesadaran lingkungan, dan kemajuan teknologi, pasar mobil listrik di Indonesia diharapkan dapat pulih dan tumbuh dalam waktu dekat, ungkap Yannes.

Peranan kelas menengah di industri otomotif sangat krusial, mengingat jumlah kelas menengah di Indonesia yang terus merosot.

"Namun, tentunya, ini semua harus juga didukung oleh pertumbuhan ekonomi masayarakat middle income class (kelas menengah) yang menjadi pasar terbesar di Indonesia," imbuh Yannes.

Kategori :