JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO - Tim Ekonomi pasangan presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Laode Masihu, menyampaikan bahwa pusat data (data center) dapat menjadi skema bisnis yang menguntungkan untuk investasi di masa depan.
Dalam sebuah diskusi di Istana Garuda, Ibu Kota Nusantara (IKN), Masihu menyatakan, "Bagi para CEO, pusat data merupakan sektor yang menjanjikan untuk ke depan."
Ia menjelaskan bahwa perkembangan ekonomi global kini semakin mengarah pada pengumpulan dan analisis data yang kompleks dan interaktif, seperti dalam perdagangan karbon yang memerlukan data yang akurat.
BACA JUGA:Peluang Emas! Bungo Buka 1.075 Formasi PPPK, Prioritaskan Guru dan Eks Honorer
BACA JUGA:Suku Bunga Rendah Membuka Peluang Investasi di Pasar Saham
"Contohnya, perdagangan karbon bisa diibaratkan dengan ramalan cuaca. Dalam waktu nyata, kita bisa mengetahui tingkat karbon di IKN dan melakukan transaksi langsung berdasarkan data tersebut. Ini adalah cara baru berbisnis," ujarnya.
Masihu menegaskan bahwa kepemimpinan Prabowo-Gibran akan fokus pada pengembangan ekonomi digital melalui big data.
Big data, yang merupakan kumpulan data besar dan beragam, dihasilkan dari berbagai sumber dengan kecepatan tinggi, termasuk media sosial dan transaksi bisnis.
Ia juga menyampaikan rencana untuk menyelaraskan data di Indonesia dan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dalam pengelolaan big data.
Selain itu, generasi Z diharapkan dapat berkontribusi besar dalam pengembangan ekonomi berbasis data, dengan penekanan pada peningkatan literasi IT dan digital.
Masihu sebelumnya juga menyebutkan dua aspek yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stagnan, yaitu ekonomi karbon dan reformasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
BACA JUGA:PGN Incar Peluang Pemanfaatan Gas Andaman
BACA JUGA:Indonesia Berpeluang Jadi Pemasok Panel Surya Global
Ia mengungkapkan bahwa sektor karbon, baik hijau maupun biru, dapat meningkatkan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja. Untuk BUMN, ia menekankan pentingnya profesionalisme dan fokus pada perekonomian. (*)