JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO– Pengamat politik Ahmad Khoirul Umam menilai bahwa kampanye yang mengandalkan “gimmick” tidak berhasil menarik perhatian mayoritas pemilih di Jakarta, seperti yang tercermin dari hasil hitung cepat (quick count) sementara dalam Pilkada 2024.
Pasangan calon gubernur-wakil gubernur nomor urut 03, Pramono Anung-Rano Karno, berhasil unggul atas dua pesaing utama mereka, Ridwan Kamil-Suswono (nomor urut 02) dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana (nomor urut 01), berdasarkan hasil sementara dari tiga lembaga survei, yaitu Charta Politika, SMRC, dan Indikator.
Ahmad Khoirul Umam, yang menjabat sebagai Direktur Eksekutif IndoStrategic, menyebutkan bahwa pemilih Jakarta memiliki tingkat literasi politik yang tinggi dan cenderung lebih pragmatis, yang menyebabkan mereka mudah berpindah pilihan sesuai dengan isu dan narasi yang berkembang.
Hal ini, menurut Umam, membuat Jakarta menjadi daerah dengan pemilih yang dinamis, lebih mudah dipengaruhi oleh isu aktual daripada kampanye berbasis gimmick.
"Materi kampanye yang digunakan Ridwan Kamil, seperti 'Mobil Curhat' dan bantuan untuk korban PHK, memang berhasil di Bandung dan Jawa Barat. Namun, kampanye tersebut tidak dapat diterima dengan baik di Jakarta," ujarnya.
Selain itu, Umam juga mencatat bahwa komentar kontroversial Suswono tentang "janda" telah dimanfaatkan oleh lawan politiknya untuk menyerang citra pasangan tersebut.
Di sisi lain, Umam memuji pasangan Pramono Anung dan Rano Karno yang, menurutnya, lebih disiplin dalam berkampanye dan membangun narasi.
Dukungan Anies Baswedan terhadap pasangan ini juga turut membantu memperkuat posisi mereka di Jakarta, mengingat banyaknya pemilih yang loyal pada Anies dan PKS, partai yang juga mendukung Suswono.
Ditambah dengan hubungan Pramono dengan Jokowi dan Prabowo, Umam menilai pasangan Pramono-Rano memiliki kekuatan politik yang cukup besar.
Hasil hitung cepat sementara yang diperoleh dari tiga lembaga survei menunjukkan bahwa Pramono-Rano memimpin dengan persentase suara yang signifikan: menurut Indikator, mereka meraih 49,87 persen, sementara Ridwan Kamil-Suswono memperoleh 39,53 persen, dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana 10,61 persen.
Hasil serupa juga tercatat dalam survei dari Charta Politika (50,15 persen untuk Pramono-Rano) dan SMRC (51,03 persen untuk Pramono-Rano).
Hasil sementara ini menegaskan bahwa strategi kampanye berbasis gimmick tidak cukup efektif di Jakarta, yang dikenal dengan pemilih yang kritis dan cerdas.
Jika pemilihan berlangsung dalam dua putaran, hasil ini memberikan modal yang kuat bagi Pramono-Rano untuk melangkah lebih jauh. (*)