JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Pengamat pariwisata dari Universitas Andalas, Sari Lenggogeni, mengungkapkan bahwa pemerintah perlu segera menyusun masterplan untuk memperkenalkan rendang sebagai warisan budaya tak benda Indonesia, jika diakui oleh UNESCO.
Menurut Sari, langkah terencana ini akan sangat penting untuk meningkatkan citra dan pemahaman global terhadap rendang, sekaligus mengembangkan potensi pariwisata kuliner Indonesia.
"Salah satu langkah awal adalah dengan melakukan promosi terintegrasi yang menggabungkan strategi offline dan online. Selain itu, sektor ekonomi kreatif juga harus disiapkan dengan matang, misalnya dengan mengembangkan branding 'City of Rendang' dan menciptakan desa wisata rendang," ujar Sari dalam wawancara dengan ANTARA di Jakarta.
BACA JUGA:Pendaftaran Rendang ke UNESCO untuk Pengakuan Global sebagai Warisan Budaya Dunia
BACA JUGA:Ekspor Bumbu Rendang Berpengaruh Positif pada Sektor Pertanian
Sebagai Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah Sumatera Barat, Sari menekankan pentingnya kuliner sebagai daya tarik utama dalam sektor pariwisata.
Berdasarkan data yang diperoleh, sekitar 50 persen wisatawan, baik domestik maupun asing, menganggap kuliner sebagai salah satu alasan utama mereka memilih tujuan wisata.
Riset menunjukkan bahwa hampir 2.000 wisatawan, baik dari Indonesia maupun luar negeri, menempatkan kuliner sebagai daya tarik teratas.
Dengan potensi besar yang dimiliki Sumatera Barat, sebagai daerah asal rendang, Sari menilai provinsi ini memiliki kesempatan besar untuk mengembangkan pariwisata berbasis kuliner.
"Sumatera Barat bukan hanya tempat kelahiran rendang, tetapi juga pusat otentik dari kuliner ini. Keberadaan rumah makan yang menyajikan rendang di berbagai daerah turut memperkenalkan dan mengkampanyekan rendang di seluruh dunia," tambahnya.
Sari juga menyoroti pentingnya pembuatan masterplan setelah rendang kembali mendapatkan pengakuan global.
Baru-baru ini, rendang tercatat dalam daftar 50 makanan terlezat versi CNN, yang semakin memperkuat posisinya sebagai kuliner yang diakui di tingkat internasional.
BACA JUGA:IDAI Sarankan Pemerintah Atur Takaran Gula dalam Makanan Anak
BACA JUGA:Makanan Sehat yang Direkomendasikan untuk Penderita Stroke
"Rendang tidak hanya kaya rasa, tetapi juga memiliki nilai filosofis yang dalam, seperti kesabaran, kebijaksanaan, dan ketangguhan. Hal ini menjadikan rendang lebih dari sekedar makanan, tetapi juga sebuah simbol budaya yang kuat," ujar Sari.
Sari menambahkan, semakin banyaknya pengakuan internasional terhadap rendang dapat memberikan dampak positif dalam mempromosikan Sumatera Barat sebagai "Destination of Origin" bagi rendang dan masakan Minangkabau.
Namun, dia juga mengingatkan bahwa tanpa langkah strategis yang tepat, negara lain dapat saja mencoba mengklaim rendang sebagai bagian dari warisan budaya mereka.
Masterplan yang matang, menurut Sari, juga sangat dibutuhkan untuk memperkuat diplomasi budaya Indonesia. Kedutaan besar Indonesia di luar negeri dapat berperan penting dalam mempromosikan rendang kepada masyarakat global.
Selain itu, pemasaran digital yang lebih maksimal dan dukungan terhadap kegiatan pariwisata seperti MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions) juga dapat membantu dalam memperkenalkan rendang kepada dunia.
BACA JUGA:Pempek Mendunia, Dinobatkan sebagai Makanan Olahan Ikan Terenak di Peringkat Keempat Dunia
BACA JUGA:Tempe Lebih dari Sekedar Makanan Tradisional, Ini Dia Rahasia Kesehatan Jantung
"Saya berharap dengan masterplan yang terstruktur dan sistematis, Sumatera Barat dapat menjadi pusat destinasi kuliner slowfood rendang yang melibatkan kolaborasi antara komunitas lokal, riset dan pengembangan produk, serta berbagai kegiatan yang mendukung sektor ekonomi kreatif," tambahnya.
Melalui masterplan ini, Sari optimis rendang akan semakin dikenal dunia, sekaligus memberikan kontribusi besar bagi promosi pariwisata Indonesia dan perkembangan ekonomi kreatif di Sumatera Barat. (*)