Gepeng-Anjal Makin Ramai Melibatkan Anak Dibawah Umur dan Perlu Perhatian Serius

Rabu 04 Dec 2024 - 20:49 WIB
Reporter : Muhammad Havizh Alatas
Editor : Adriansyah

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO - Keberadaan gelandangan pengemis (gepeng) dan anak jalanan (Anjal) di sejumlah titik strategis di Kota Jambi semakin ramai dan meresahkan masyarakat. 

Meski sudah pernah dilakukan penertiban oleh Pemerintah Kota Jambi, namun, tidak menjadi efek jera bagi gepeng dan anjal untuk tetap beraksi di jalanan. 

Hal ini terbukti dengan situasi kini di kota Jambi. Hampir di setiap persimpangan traffic light terlihat adanya gepeng dan anjal. Tak sedikit mereka melibatkan anak dibawah umur, bahkan di usia balita. Ini tentunya masalah sosial serius. 

Di simpang Mayang, titik perhatian utama, banyak anak-anak, termasuk yang masih duduk di bangku sekolah dasar, terlibat dalam aktivitas meminta-minta, termasuk di kawasan Broni dan Telanaipura. Fenomena ini mencerminkan kondisi memprihatinkan, di mana anak-anak seharusnya mendapatkan pendidikan dan perhatian yang layak, namun, terpaksa hidup di jalanan.

BACA JUGA:Gepeng Masih Ramaikan Sudut Kota

BACA JUGA:Ada Indikasi Eksploitasi Anak, Gepeng dan Anjal Kian Marak di Kota Jambi

Di perempatan lain, seperti Telanaipura, beberapa anak digendong oleh perempuan dengan modus berjualan tisu untuk mengumpulkan uang. Metode ini tampaknya dipilih untuk menghindari stigma negatif yang seringkali melekat pada mereka yang hanya meminta-minta.

Salah satu masyarakat kota Jambi yang memperhatikan kondisi tersebut, Renaldi, mengatakan tingginya angka anak jalanan menunjukkan masalah yang lebih dalam, seperti kemiskinan dan lemahnya perlindungan sosial. "Langkah konkret dari pemerintah dan masyarakat untuk menangani permasalahan ini, karena kita tau ini seperti tidak ada efek jera, meski sudah sering dilakukan penertiban oleh Dinas Sosial dan Satpol PP," ujarnya, Selasa (4/12/2024). 

Renaldi menekankan pentingnya menyediakan akses pendidikan yang lebih baik, memberikan pelatihan keterampilan, dan membangun pusat rehabilitasi untuk anak-anak. 

"Anak-anak yang terjebak dalam siklus kemiskinan harusnya dapat memperbaiki hidup mereka," tambahnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Sosial Kota Jambi, Yunita Indrawati, menjelaskan bahwa Pemkot Jambi telah membentuk Tim Terpadu (Timdu) yang terdiri dari Satpol PP, Dinas Sosial, kelurahan, dan kecamatan. Timdu bertugas memantau situasi di lapangan setiap dua jam dari pukul 08.00 hingga 17.00 WIB.

Namun, Yunita menegaskan bahwa masalah sering terjadi di luar jam kerja, seperti setelah magrib dan pada akhir pekan. Dinas Sosial juga melakukan kegiatan konsinyir rutin, termasuk pada malam hari hingga pukul 22.00 WIB.

"Upaya penjangkauan untuk anak-anak mempertimbangkan keselamatan, karena mereka sering panik jika tahu ada tim patroli," kata Yunita.

Ia juga menyoroti bahwa masih banyaknya pengendara yang memberi uang di jalanan menjadi salah satu persoalan. 

"Keterlibatan masyarakat sangat penting untuk menghentikan kebiasaan memberi, karena semakin banyak yang memberi, semakin banyak anak memilih untuk mengemis daripada bersekolah," katanya. (*)

Kategori :