Tinggi Gelombang di Perairan Tanjabtim Hingga 4 Meter, BMKG Imbau Warga Waspada dan Nelayan Tak Melaut

Senin 23 Dec 2024 - 21:26 WIB
Reporter : Maulana
Editor : Adriansyah

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO-Masyarakat wilayah pesisir Kabupaten Tanjabtim yang berprofesi sebagai nelayan tengah waspada. Pasalnya, saat ini para nelayan lebih memilih tak pergi melaut dengan kondisi gelombang tinggi.

Tentunya, kondisi musim angin kencang ini memang menjadi kekhawatiran bagi seluruh nelayan. Ada yang nekat tetap berangkat melaut karena kebutuhan dapur, dan ada juga yang lebih memilih berdiam diri saja di rumah. 

Memang kondisi angin kencang yang menyebabkan gelombang air laut menjadi tinggi ini sudah lumrah terjadi setiap tahunnya. Biasanya angin kencang disertai hujan akan terjadi mulai dari penghujung hingga sampai awal di tahun baru. 

"Kalau berdasarkan kondisi setiap tahunnya, mendekati akhir tahun sampai dengan bulan Februari, hujan dan angin kencang bisa terus terjadi," kata Yanto, salah satu nelayan di Kecamatan Kuala Jambi.

BACA JUGA:Mutiara Pulau Osi Dengan Ambisi Taklukkan Ombak Paris

BACA JUGA:SAH Bangga dan Terharu Prabowo Hapus Utang Nelayan dan Petani

Menurutnya, gelombang tinggi tidak setiap hari terjadi. Jadi nelayan harus pandai-pandai melihat situasi dulu sebelum berangkat melaut. Jika sekiranya cuaca akan baik-baik saja, nelayan akan berangkat, tapi kalau cuaca terlihat buruk, terpaksa nelayan tidak melaut.

"Resiko tinggi kalau cuacanya buruk. Kalau dipaksakan, maka nyawa jadi taruhannya," ungkapnya.

Selain cuaca yang tidak baik, penghasilan nelayan juga menjadi berkurang. Hasil tangkapan tidak maksimal, tidak sama dengan sebelumnya. Kalau nelayan yang beroperasi disekitar laut tepi mengkin masih ada penghasilannya. Berbeda jika nelayan memang jangkauannya hingga ke laut lepas.

"Pendapatan memang berkurang kalau sudah musim macam ini. Dan kami sudah terbiasa," ucap nelayan lainnya, Madi.

Saat ini para nelayan hanya bisa berharap angin kencang dan gelombang tinggi ini bisa tidak berlangsung lama, karena menurutnya, ada keluarga yang diberi makan.

"Ya, kami sangat berharap cuaca ekstrem seperti ini tidak berlangsung lama, karena kalau lama tidak melaut, jadi tidak ada pemasukan," harapnya.

Di bagian lain, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan hujan ringan, sedang dan hujan disertai petir mengguyur mayoritas kota besar di Indonesia pada hari ini, sehingga semua pihak diminta mewaspadai potensi yang menyertainya.

Prakirawati BMKG, Eriska Febriati di Jakarta, Minggu, menjabarkan bahwa potensi hujan berintensitas ringan atau dengan curah hujan kurang dari 2,5 mm per jam diprakirakan mengguyur Kota Padang, Tanjung Pinang, Jambi, Palembang, Pangkal Pinang, Jambi, Jakarta, Mataram, Palangka Raya, Banjarmasin, Gorontalo, Palu, Kendari, Sorong, Ambon, Nabire, Jayawijaya.

Hujan berintensitas sedang atau curah hujan lebih dari 4,0 mm per jam dengan suhu berkisar 23-29 Celcius diprediksi mengguyur Kota Aceh, Medan, Bandung, Yogyakarta, Denpasar, Tanjung Selor, Makassar, Ternate.

Kategori :