PLN Nusantara Renewables mencatat setelah kapasitas PLTS IKN yang sebesar 50 MW, proyek itu akan mampu memasok seluruh kebutuhan total listrik di IKN.
PLTS di IKN direncanakan bakal menjadi sumber utama listrik, dengan kapasitas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energi kota. Hal ini tidak hanya akan mengurangi ketergantungan pada pembangkit listrik berbahan bakar fosil, sehingga mengurangi emisi karbon secara signifikan.
Jadi kalau ditotal itu, semua nanti permintaan (listrik) di IKN kurang lebih 24 megawatt. Jumlah itu untuk memenuhi kondisi kebutuhan penuh, yang kemungkinan tidak akan sampai sejumlah itu atau hanya 20-30 persen. Dengan demikian, maka 50 megawatt itu sangat cukup.
Meskipun banyak dari komponen PLTS yang masih mengandalkan impor, adanya megaproyek PLTS menyerap banyak tenaga kerja lokal. Banyak dari pekerja lokal yang menjadi pekerja konstruksi, operator, hingga staf.
Tantangan logistik
Walaupun dengan infrastruktur megah yang sedang dibangun, proyek PLTS IKN tidak lepas dari tantangan. Lokasi proyek yang jauh dan terpencil menuntut upaya distribusi logistik dan material secara ekstra. Apalagi jika hujan turun, jalur untuk menuju dan dari proyek PLTS menjadi sukar untuk dilewati.
Kendati demikian, dengan dukungan semua pihak, PLTS IKN diyakini akan terselesaikan tepat waktu.
Melalui kolaborasi dengan OIKN, Pemkab Penajam Paser Utara (PPU), serta PT PLN, pemerintah berharap dapat meningkatkan efisiensi proyek dan membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat.
Langkah-langkah ini, meskipun masih menyisakan sejumlah tantangan, menunjukkan komitmen Indonesia untuk beralih ke energi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Dengan PLTS sebagai tulang punggung utama, pembangunan IKN menegaskan dirinya sebagai contoh nyata proyek berkelanjutan dan inovatif.
Nantinya, OIKN juga mendukung semua infrastruktur sesuai yang direncanakan. (ant)