Ditambah, keterlibatan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang dipusatkan di sekitar lokasi utama perlombaan, membuat masyarakat memiliki banyak pilihan aktivitas selama penyelenggaraan lomba jet air tersebut.
Klaim InJourney itu diperkuat dengan pernyataan dari General Manajer H20 Racing, Raimondo di San Germano, yang mengatakan bahwa penyelenggara balapan F1 Powerboat di Danau Toba dinilai terbaik, sehingga yang lain diimbau untuk banyak belajar dari Indonesia.
"Di Indonesia ini, timnya (panitia) sangat luar biasa, karena penyelenggaraannya telah berhasil dilaksanakan di tempat yang jauh dan bukan pusat kota," kata Raimondo.
Dalam penyelenggaraan seri pembuka yang dimenangi oleh Rusty Wyatt dari Sharjah Team itu, H2O Racing juga mengapresiasi hospitality (keramahtamahan) warga di sekitar Danau Toba, sehingga berharap kebaikan itu bisa terus terjaga.
Bahkan, promotor itu mengaku, telah banyak belajar dari penyelenggara di Indonesia.
Menanggapi respons positif itu, Kemenpora lantas menjalin kesepakatan dengan H2O Racing untuk membentuk akademi F1 powerboat dan jetski yang berpusat di danau vulkanik terbesar di dunia itu.
Akademi itu menjadi cikal bakal untuk pembentukan tim F1 Powerboat Indonesia ke depannya.
Kearifan Lokal Andalan
Untuk menunjang kegiatan berkelas dunia seperti F1 Powerboat, Kemenparekraf terus berupaya maksimal untuk memperkuat sisi penyelenggaraan, melalui acara sampingan (side event) atau pemaksimalan kearifan lokal masyarakat di DPSP Danau Toba.
Kegiatan seperti kompetisi perahu dayung Solu Bolon yang mirip cabang olahraga dragon boat (perahu naga), pertunjukkan musik dan budaya khas suku Batak, menjadi agenda pendamping yang terus digulirkan oleh kementerian itu.
Selain itu, warga Desa Meat, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba, juga dengan tangan terbuka menyambut wisatawan mancanegara, domestik, dan lokal untuk belajar tentang pembuatan ulos saat berkunjung ke Danau Toba.
Desa binaan Kemenparekraf dan pemerintah daerah itu terbukti sudah sadar dengan potensi wisata, sehingga telah siap untuk mengedukasi wisatawan untuk belajar pembuatan Ulos Ragihotang khas dari tempat tersebut.
Desa adat yang berjarak sekitar 11 kilometer dari lokasi penyelenggaraan F1 powerboat itu, selama ini telah menjadi salah satu andalan bagi pemerintah untuk mengenalkan budaya atau kebiasaan masyarakat Batak kepada wisatawan.
Satu visi dengan tempat itu, Desa Lumban Bulbul yang berjarak 2 kilometer dari lokasi penyelenggaraan juga melakukan hal serupa untuk menggenjot minat wisatawan untuk berkunjung.
Penyediaan fasilitas tempat penginapan terjangkau atau homestay, wisata air di pantai "air tawar", dan lokasi pemandangan indah Danau Toba, telah dipersiapkan warga desa untuk menyambut wisatawan.
Tarik Minat Investor