MUARABUNGO, JAMBIEKSPRES.CO-Usai kunjungan Kapolres Bungo, aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Dusun Sungai Telang, Kecamatan Bathin III Ulu, kembali marak.
Babul Ma'arif, Ponpes di daerah tersebut, mengalami dampak signifikan dari kegiatan PETI tersebut.
"Kami pesantren Babul Ma'arif ini sangat terkena dampak, karena santri dan juga guru di pesantren ini menggunakan air sungai untuk kebutuhan mandi, cuci, dan juga untuk diminum," aku Pimpinan Ponpes Babul Ma'arif, Ustad Teungku Amri.
BACA JUGA:PETI Jadi Ancaman Ekowisata, Mengganggu Keindahan dan Merusak Sungai.
BACA JUGA:PETI Merusak Ekosistem, Santri Ponpes di Bathin III Bungo Krisis Air Bersih
Teungku Amri juga menyoroti bahwa razia sebelumnya tidak menyasar lokasi PETI yang sebenarnya beroperasi, yang terletak di sungai Pino, bukan di sungai yang diperiksa saat razia sebelumnya.
"Yang dicek saat razia itu sungai yang tidak ada PETI. Sementara yang sungai ada PETI tidak di cek. Mana mungkin ketemu kalau dicari ke sungai yang tidak ada alatnya," akunya.
Teungku Amri juga mencatat bahwa setelah kunjungan Kapolres, lima unit alat excavator kembali beroperasi, beberapa di antaranya milik oknum aparat setempat.
Dia berharap pihak berwenang dapat menindaklanjuti keluhannya dan mengatasi masalah ini segera.
BACA JUGA:Diam-diam Polres Bungo Gelar Razia, Tangkap OperatorExcavator untuk PETI
BACA JUGA:Akibat Perkelahian Sesama Pekerja PETI di Tebo, Jari Tangan Mushar Putus
Saat kunjungan sebelumnya, Kapolres berjanji untuk membersihkan kembali air sungai dan berupaya untuk melegalisasi aktivitas PETI melalui izin pertambangan rakyat, namun tidak ada komitmen penindakan terhadap pelaku PETI.
Keluhan ini semoga didengar dan ditindaklanjuti oleh pihak berwenang setempat. (*)