“Langkah kongkrit tersebut terbukti efektif menstabilkan laju inflasi di Kota Jambi selama kurun waktu setahun terakhir,” ungkapnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi dalam rilis perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan Oktober 2023, mencatat Kota Jambi mengalami inflasi "month to month" (mtm) sebesar 0,50 persen.
Dengan IHK sebesar 117,43, inflasi "year on year" (yoy) sebesar 2,44 persen. Masih di bawah tingkat inflasi nasional sebesar 2,56 persen dan tingkat inflasi year to date (ytd) sebesar 2,20 persen.
Dari 24 kota IHK se-Sumatera, Kota Jambi berada pada peringkat 2 dan peringkat 15 se-Indonesia.
Di tempat terpisah, Sekda Provinsi Jambi Sudirman mengakui bahwa Pemerintah Provinsi Jambi mewaspadai naiknya harga beras. Hal itu dikarenakan negara menahan diri untuk mengekspor bahan pangan.
Hal ini disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Jambi. "Harus diwaspadai saat ini kenaikan beras. Dengan kondisi beberapa negara sedang perang maka di sisi global menahan diri untuk tidak mengekspor bahan pangan," ujar Sudirman.
Harga beras ini dikhawatirkan naik lantaran naiknya bahan pangan lainnya seperti bawang dan beras. Upaya yang dilakukan Pemprov Jambi berusaha menguatkan ketahanan pangan dengan memberikan bibit untuk ditanami dan subsidi kepada masyarakat agar meminimalisir inflasi.
"Beberapa negara dari sisi globalnya menahan diri untuk tidak mengekspor. Oleh karna itu penting ketahanan pangan diciptakan oleh bangsa kita sendiri, mengoptimalkan lahan-lahan yang bisa ditanami padi, cabai, bawang yang bisa meminimalisir terdampak inflasi," kata Sudirman.
Komoditas harian yang disebutkan sebenarnya bisa diatasi. Oleh karena itu, Pemprov Jambi menghimbau masyarakat untuk memanfaatkan lahan yang bisa ditanami bibit tersebut.
"Kenaikan harga ini juga disebabkan distribusi yang terganggu, beberapa ruas jalan sedang diperbaiki menyebabkan keterlambatan stok pangan. Ketika stok minim maka harga akan meningkat," pungkasnya. (hfz/mg3)