Mengenal Lebih Dekat Masjid Nabawi, Rumah Sang Kekasih
Masjid Nabawi di era modern menjadi simbol perjumpaan teknologi modern dan spritualitas. Di pelataran masjid berdiri kokoh tiang-tiang yang berfungsi sebagai payung yang dapat membuka dan menutup.
---
IA membuka di siang hari dan menutup di malam hari. Dengan teknologi Jerman pelataran masjid yang semula panas terkena sengatan matahari di siang hari menjadi sejuk.
Kelembapan pelataran masjid di Kota Madinah yang kering juga dimodifikasi dengan ratusan blower yang menghembuskan uap air sehingga menjadi lebih lembap.
Di pelataran juga berlalu lalang mobil golf yang membantu jamaah mengantarkan ke tempat shalat atau pintu gerbang terdekat dengan hotel. Demikian pula mobil-mobil mini pembersih kian kemari mengepel lantai secara otomatis usai shalat lima waktu.
BACA JUGA:Kepemimpinan Digital Penting Dalam Pemerintahan Digital
BACA JUGA:Kota Jambi Raih Penghargaan Kunjungan Wisatawan Terbanyak Tahun 2023
Di pelataran itu toilet dan tempat wudhu umumnya berada di ruang bawah tanah (basement) yang dihubungkan dengan eskalator dan tangga manual.
Toilet tersebut berhubungan langsung dengan tempat parkir basement sehingga di seputaran masjid tidak terjadi kemacetan lalulintas.
Di sekeliling masjid berdiri kokoh pondok-pondok bintang empat dan bintang lima. Pondok, dalam Bahasa Arab, bukan bangunan kecil dari bambu atau pondok pesantren.
Pondok yang dimaksud adalah hotel-hotel mewah yang di lantai dasarnya juga berfungsi sebagai pasar modern dan supermarket. Di seputaran masjid itu spritualitas juga berjumpa dengan parfum arab dan toko-toko perhiasan.
Toh, tak bisa dipungkiri teknologi telah membuat ziarah ke Makam Rasulullah menjadi lebih nyaman. Aktivitas kehidupan di masjid terus menerus tanpa henti selama 24 jam sehari.
Shalat lima waktu para jamaah haji maupun jamaah umrah cukup dilakukan dengan berjalan kaki. Dekat, sangat dekat. Tiada kesulitan untuk menjangkau masjid dari hotel kecuali satu hal: semua bentuk bangunan hotel dan pintu pagar masjid mirip. Dampaknya banyak jamaah yang tersesat ketika hendak kembali ke hotel.
Di musim haji problem itu diatasi Pemerintah Indonesia dengan menurunkan petugas haji yang berjaga di lima sudut Masjid Nabawi.