BPDPKS dan Mutu Institute Laksanakan Pelatihan ISPO
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Mutu Institute terus berusaha untuk memajukan perkebunan kelapa sawit Indonesia melalui kegiatan peningkatan kapasitas SDM para petani kelapa sawit nasional. Pada tanggal 15-20 Juli 2024 BPDPKS dan Mutu Institute memberikan pelatihan gratis kepada 110 petani kelapa sawit di Provinsi Jambi. Para petani tersebut berasal dari Kabupaten Merangin berjumlah 46 orang, dari Kabupaten Sarolangun berjumlah 29 orang, dan dari Kabupaten Tanjung Jabung Barat berjumlah 35 orang.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Ir. H. Agus Rizal, M.M, mengatakan bahwa sebagian besar luas perkebunan kelapa sawit di Provinsi Jambi merupakan milik petani swadaya.
“Perkebunan kelapa sawit menyumbang 30% PAD provinsi Jambi. Dari total 1,2 juta Ha perkebunan kelapa sawit di Jambi, 700 ribu Ha merupakan kebun milik petani swadaya. Sehingga lebih dari 50% perkebunan kelapa sawit di Jambi adalah perkebunan rakyat”, ujarnya.
Agus juga menambahkan jika para petani kelapa sawit perlu terus di dorong untuk terus meningkatkan kualitas, menerapkan tata kelola kebun yang baik, ramah lingkungan, tidak merusak hutan, dan dikelola secara keberlanjutan.
BACA JUGA:Program Padat Karya BPJN Jambi Serap 53,779 Hari Orang Kerja
BACA JUGA:Warga Mendalo Keluhan Pelayanan PDAM Tirta Muaro Jambi
“Para petani kelapa sawit wajib untuk bergabung dan membentuk kelompok-kelompok tani atau koperasi, kemudian bermitra dengan perusahaan-perusahaan kelapa sawit, dan menerapkan sertifikasi ISPO’, tambahnya.
Sumarna, SE.,Ak., M.M, Direktur utama Mutu Institute menyebutkan jika sertifikasi ISPO wajib bagi usaha perkebunan kelapa sawit baik perusahaan maupun pekebun swadaya sesuai Perpres no 44 tahun 2020 tentang Sistem Sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia. "Salah satu masalah tentang keberterimaan produk kelapa sawit Indonesia di pasar dunia adalah karena isu lingkungan dan perusakan kawasan hutan. Kita harus membuktikan kepada dunia melalui sertifikasi ISPO bahwa kebun kelapa sawit di Indonesia telah dikelola secara keberlanjutan dan ramah lingkungan. Tanpa sertifikat ISPO produk petani kelapa sawit sulit untuk dijual," ujarnya.
Sumarna menambahkan jika hal pertama yang dilakukan menuju sertifikasi ISPO adalah meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para petani sawit tentang ISPO. “Kita harus berterimakasih kepada BPDPKS dan Pemerintah karena telah memberikan fasilitas pelatihan ISPO gratis ini kepada para petani kelapa sawit. Bapak Ibu harus memanfaatkan kesempatan ini dengan mengikuti seluruh kegiatan pelatihan dengan serius. Ambil semua ilmu yang disampaikan narasumber dan terapkan semuanya saat kembali nanti untuk memajukan perkebunan kelapa sawit dengan penerapan sertifikasi ISPO," ujarnya.
Pada hari ke-empat pelatihan peserta diajak untuk praktek lapang mengunjungi KUD Mutiara Bumi di Desa Pompa Air, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batang Hari, untuk melihat bagaimana penerapan ISPO di lapangan. Ini menjadi penting karena peserta dapat melihat contoh-contoh penerapan ISPO di tingkat petani kelapa sawit, tidak hanya mendapatkan teori di kelas.
Ketua KUD Mutiara Bumi, Bapak Lasmin mengatakan bahwa Koperasi Mutiara Bumi sebagai koperasi swadaya yang menerapkan ISPO pertama kali di Indonesia sangat mengapresiasi BPDPKS yang bekerja sama dengan Mutu Institute untuk dapat mengunjungi mereka disini di Koperasi Mutiara Bumi ini. "Kami sangat berharap semoga bapak ibu sebagai peserta pelatihan ISPO untuk pekebun ini nanti bisa menyerap ilmu yang akan personil atau anggota kami bagikan untuk kemajuan koperasi bapak ibu semuanya," ujarnya.
Ade Haviz Putra salah satu peserta dari kabupaten Merangin mengatakan bahwa dengan adanya pelatihan ini peserta bisa memahami bagaimana cara mengelola kebun sawit yang baik dan benar sesuai standar ISPO. “Kami berharap ilmu yang kami dapat selama pelatihan bisa diaplikasikan di lapangan dan meningkatkan hasil panen kami. Terimakasih Mutu Institute yang telah memberikan pelatihan yang berkesan bagi kami," ujarnya.
Penerapan standar ISPO ditingkat petani kelapa sawit sangat penting. Selain untuk meningkatkan kualitas tata kelola perkebunan kelapa sawit, juga secara nasional dapat meningkatkan daya saing dan keberterimaan produk kelapa sawit Indonesia di pasar dunia. Sehingga kelapa sawit dan produk turunannya dapat terus menjadi komoditas andalan yang meningkatkan kesejahteraan para pekebun, masyarakat, dan negara. (*)