PANIK! Mahasiswa USU Tambahkan Nol Terlalu Banyak, Gaji Ayahnya Jadi Rp 2 Miliar Padahal Petani
Hasil screenshot mahasiswa baru USU uang memasukkan gaji orangtuanya miliaran didata kampus --
MEDAN, JAMBIEKSPRES.CO– Seorang mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) mengalami kepanikan setelah secara tidak sengaja menambahkan angka nol terlalu banyak dalam laporan keuangan.
Kesalahan tersebut membuat gaji ayahnya, yang berprofesi sebagai petani, tercatat sebesar Rp 2 miliar.
Kejadian ini bermula ketika sang mahasiswa diminta untuk membantu mengisi laporan keuangan keluarga.
Karena kurang teliti, ia menambahkan beberapa angka nol ekstra pada pendapatan ayahnya.
BACA JUGA:Revolusi Pendidikan Tinggi, Panduan Baru untuk Merdeka Belajar Kampus Merdeka
BACA JUGA:Kemenag Gandeng Akademisi Kampus untuk Penguatan Moderasi Beragama
Hasilnya, gaji yang seharusnya beberapa juta rupiah melonjak drastis menjadi Rp 2 miliar.
Kesalahan ini baru terungkap ketika pihak universitas melakukan verifikasi data keuangan untuk keperluan beasiswa dan bantuan pendidikan.
Tentu saja, jumlah yang fantastis tersebut memicu tanda tanya besar.
Ayah mahasiswa tersebut, yang sehari-hari bekerja keras di ladang, mengaku sangat terkejut saat diberitahu tentang kesalahan tersebut.
BACA JUGA:Unja Memperluas Kerja Sama Internasional dengan Kampus di Malaysia
BACA JUGA:Pertama di Indonesia! UNJA, APHI, dan PT WKS Gelar Operasi Pemadaman Karhutla di Kampus
"Saya hanya seorang petani biasa, tidak mungkin gaji saya sebesar itu," ujarnya dengan kebingungan.
Setelah diselidiki, pihak universitas akhirnya memahami bahwa ini hanyalah kesalahan ketik semata.
Namun, kejadian ini menjadi pelajaran penting tentang pentingnya ketelitian dalam mengisi data keuangan.
Pihak universitas menyatakan akan memberikan bimbingan tambahan kepada mahasiswa tersebut agar kesalahan serupa tidak terulang di masa depan.
BACA JUGA:Universitas Muara Bungo Resmikan Kampus Baru di Muara Bungo
BACA JUGA:CATAT! Ini 12 PTN Luar Jawa yang Meraih Akreditasi Unggul sebagai Pilihan Kampus Terbaik
Selain itu, mereka juga berjanji untuk meninjau kembali prosedur verifikasi data agar lebih akurat dan menghindari kejadian serupa. (*)