Proses Menyusui Tidak Lancar Karena Minim Persiapan dari Ibu

Ilustrasi - Ibu menyusui bayinya. ANTARA/Pexels/Alina Matveycheva/am.--

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO– Bidan dan pendiri Bumilpamil, Jamilatus Sadiyah, mengungkapkan bahwa proses menyusui yang tidak lancar sering kali disebabkan oleh minimnya persiapan dari ibu serta kurangnya rasa percaya diri.
Menurut Jamilatus Sadiyah dalam wawancara daring pada Sabtu, banyak ibu yang menganggap menyusui adalah proses alami dan tidak memerlukan persiapan khusus.

BACA JUGA:Kasus Cuci Darah Anak di RSCM Meroket, Ini Penyebabnya Menurut Ahli

BACA JUGA:Mengapa Sedot Lemak Tidak Efektif Untuk Menurunkan Berat Badan? Begini Saran Dokter

Padahal, kunci dari kelancaran menyusui terletak pada prinsip suplai dan permintaan (supply and demand). Semakin sering bayi menyusui, semakin banyak ASI yang diproduksi. Selain itu, ibu yang merasa relaks dan tenang cenderung mengalami proses menyusui yang lebih mudah.
Jamilatus menjelaskan bahwa ketidakpercayaan diri ibu sering kali timbul dari masalah perlekatan yang kurang tepat.

Perlekatan yang salah dapat menyebabkan puting lecet, yang mengakibatkan bayi tidak dapat menyusui secara optimal, sehingga berat badan bayi sulit untuk naik.
Konselor laktasi ini juga mengungkapkan bahwa stres dapat memengaruhi produksi ASI, karena hormon prolaktin yang bertanggung jawab atas produksi ASI dapat menurun akibat stres.

BACA JUGA:Hindari Klinik Murah untuk Prosedur Sedot Lemak, Pastikan Standar Kualifikasi

BACA JUGA:Vaksin HPV untuk Pria Dapat Mengurangi Risiko Kanker Serviks pada Pasangannya
"ASI yang keluar dari ibu akan menyesuaikan dengan kebutuhan bayi. Semua ASI berkualitas sama dan tidak bergantung pada makanan yang dikonsumsi ibu," ujar Jamilatus.

Ia juga menjelaskan tentang metode "baby spit back wash", di mana air liur bayi bercampur dengan ASI yang kemudian diserap kembali oleh ibu untuk menyesuaikan kandungan ASI sesuai kebutuhan bayi.
ASI, menurut Jamilatus, adalah zat hidup yang berubah sesuai dengan keadaan bayi.

Misalnya, saat bayi sakit, ASI akan mengandung lebih banyak antibodi, sementara saat bayi bertambah usia, kandungan protein dan lemak dalam ASI juga akan menyesuaikan.

BACA JUGA:8 Risiko Kesehatan yang Mengintai dari Penggunaan Kipas Angin Saat Tidur

BACA JUGA:Pentingnya Memilih Produk Perawatan Anak yang Alami
Jamilatus menyarankan agar ibu dan bayi berada di kamar yang sama dan mempelajari posisi perlekatan yang benar dengan bantuan konselor laktasi.

Selain itu, latihan relaksasi juga penting untuk mengurangi stres yang dapat mempengaruhi produksi ASI.
Ia juga menekankan pentingnya dukungan keluarga dan pasangan dalam memahami anatomi dan fisiologi menyusui untuk membantu ibu saat mengalami kesulitan.

BACA JUGA:Vaksin Dengue, Jadi Solusi Terbaru untuk Menghindari Demam Berdarah Parah
Jamilatus menambahkan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan tujuh langkah untuk mempermudah proses menyusui, mulai dari kehamilan 28 minggu hingga 36 minggu, melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), serta menyusui secara rutin dari hari pertama hingga empat minggu pasca persalinan. (*)

Tag
Share