Pakar UGM Minta Masyarakat Tenang Hadapi Potensi Gempa Megathrust

Ilustrasi - Seismograf mencatat kekuatan gempa bumi. ANTARA/HO --

YOGYAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO– Pakar gempa dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Gayatri Indah Marliyani, mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak berlebihan khawatir mengenai potensi gempa Megathrust yang diperkirakan dapat mengguncang Indonesia.

Dalam keterangannya di Yogyakarta pada Minggu, Gayatri menekankan pentingnya kesiapan pribadi dalam menghadapi ancaman gempa.
BACA JUGA:BMKG Konfirmasi Indonesia Tidak Terpengaruh Gempa Rusia Berkekuatan 7 Magnitudo

BACA JUGA:BMKG Tegaskan Potensi Gempa di Zona Megathrusy Selat Sunda dan Mentawai-Siberut Tidak Segera Terjadi
"Yang terpenting adalah kesiapan diri. Pahami posisi Anda terhadap potensi bencana dan jangan menunggu hingga bencana terjadi baru mulai bertindak. Siapkan diri dari sekarang," ujar Gayatri sebagaimana dikutip jambiekspres.co dari Antara.

Gayatri menjelaskan bahwa gempa Megathrust biasanya terjadi di sekitar batas zona subduksi antara lempeng benua dan lempeng samudera. Energi yang terakumulasi di lempeng yang tidak bergerak ini akan dilepaskan sebagai gempa besar, yang bisa memicu tsunami.

Dia menambahkan bahwa gempa Megathrust terbesar yang tercatat terjadi di zona subduksi adalah di Valdivia, Chile Selatan, dengan magnitudo 9,5. Di Indonesia, zona subduksi aktif meliputi area selatan Pulau Jawa, timur Pulau Jawa, dan selatan Pulau Lombok.

BACA JUGA:BMKG Ajak Indonesia Waspadai Risiko Gempa Megathrust Nankai dari Jepang

BACA JUGA:Ada Kemunculan Gempa Tremor, Ini Kondisi Terkini Gunung Kerinci Versi PVMBG

"Potensi Megathrust di daerah-daerah ini cukup tinggi, seperti yang terlihat pada gempa Aceh tahun 2004 dan gempa Pangandaran tahun 2006. Untuk memprediksi kemungkinan gempa di wilayah tersebut, perlu dilakukan pengukuran menggunakan data geologi," katanya.
Galih Aries Swastanto, peneliti dari Pusat Studi Bencana Alam (PSBA) UGM, menambahkan bahwa penanggulangan bencana Megathrust harus menjadi perhatian utama pemerintah, sesuai dengan Undang-Undang Penanggulangan Bencana.

Aries juga menyoroti pentingnya penanganan bencana yang mencakup langkah-langkah sebelum, selama, dan setelah kejadian bencana, serta perlunya edukasi kepada masyarakat mengenai cara penanggulangan bencana.
"Layanan kebencanaan merupakan layanan dasar yang harus diprioritaskan, terlepas dari anggaran yang tersedia. Sistem peringatan dini di Indonesia sudah berfungsi dengan baik dalam mendeteksi berbagai jenis bencana," ujar Aries.
Sebelumnya, ancaman gempa Megathrust menjadi topik utama di media sosial, dengan kekhawatiran akan dampaknya yang mungkin menyebabkan tsunami.

BACA JUGA:Sebelum Erupsi, Tak Ada Aktivitas Kegempaan yang Signifikan

BACA JUGA:Aktivitas Gunung Semeru Masih Didominasi Gempa Letusan

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, juga meminta pemerintah daerah untuk menyiapkan tata ruang yang aman untuk menampung masyarakat jika gempa Megathrust terjadi. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan