Rumah Sakit Pengampu Diabetes Diharapkan Tingkatkan Perawatan Pasien
Ketua Umum Pengurus Pusat Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PP PERKENI) Prof. Dr. dr. Em Yunir Sp.PD, K-EMD saat ditemui ANTARA usai pemaparan diskusi diabetes di IMERI FKUI--
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO- Ketua Umum Pengurus Pusat Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PP Perkeni), Prof. Dr. dr. Em Yunir Sp.PD, K-EMD, mendukung upaya Kementerian Kesehatan dalam menjadikan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) sebagai rumah sakit pengampu diabetes untuk menyamakan standar prosedur perawatan pasien.
“RSCM akan melatih rumah sakit di bawahnya untuk menerapkan standar prosedur yang sama, mulai dari tenaga medis, sarana prasarana, hingga obat-obatan yang diperlukan, termasuk ruang rawat dan praktik dokter,” ujar Yunir dalam diskusi mengenai pengelolaan perawatan diabetes di IMERI FKUI, Jakarta.
Yunir menambahkan bahwa rumah sakit tipe B dan C, baik yang madya, paripurna, hingga primary center seperti RSCM, akan melatih dokter dan perawat agar memiliki kemampuan yang setara dalam mengelola penyakit katastropik seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular.
Dia juga berharap rumah sakit umum daerah dapat lebih berperan dalam perawatan pasien diabetes, mengurangi kebutuhan pasien untuk pergi ke kota besar demi mendapatkan penanganan dokter penyakit dalam.
Tantangan dalam pengelolaan diabetes di rumah sakit antara lain adalah keterbatasan aturan dan ketersediaan obat, yang turut memengaruhi manajemen rumah sakit.
“Kami harus mengoptimalkan keterbatasan ini untuk memberikan pelayanan terbaik,” tambah Yunir.
Dia juga menekankan pentingnya ketersediaan obat yang memadai, baik untuk penurunan gula darah maupun untuk penyakit penyerta seperti hipertensi dan kolesterol.
Pemangku kebijakan, menurutnya, perlu memastikan agar obat selalu tersedia di rumah sakit.
Bagi pasien, Yunir mengingatkan pentingnya kedisiplinan dalam menjalani kontrol rutin dan mengonsumsi obat yang diresepkan untuk mencegah kondisi diabetes yang memburuk.
“Terlambat dalam kontrol atau tidak rutin mengonsumsi obat dapat memperburuk kondisi, yang berisiko menyebabkan komplikasi serius,” kata Yunir. (*)