Kemitraan Vokasi-Industri Untuk Mendorong Transformasi Ekonomi Indonesia

Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Adi Nuryanto dalam Forum Vocationomics--

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Adi Nuryanto, Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), mengajak sektor pendidikan vokasi dan industri untuk menjalin kemitraan strategis guna mempercepat transformasi ekonomi Indonesia.

Pada Forum Vocationomics yang digelar di Jakarta, Selasa, Adi menjelaskan bahwa kemitraan ini berfungsi tidak hanya untuk menghubungkan lembaga pendidikan vokasi dengan dunia usaha, tetapi juga sebagai wadah inovasi yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar yang terus berkembang.

Sejak tahun 2023, Direktorat Mitras DUDI meluncurkan Mitreka Vokasi, sebuah platform yang berfungsi sebagai wadah kemitraan yang integratif antara sektor pendidikan vokasi dan dunia industri.

"Melalui platform ini, kami bisa memantau kemitraan yang berjalan di institusi pendidikan vokasi dengan lebih komprehensif. Kami juga dapat mengevaluasi persepsi dunia usaha dan industri terhadap pendidikan vokasi," ungkap Adi.

Dia menambahkan bahwa Mitreka Vokasi dirancang untuk menjadi wadah yang konstruktif yang tidak hanya meningkatkan kualitas kemitraan tetapi juga berfungsi sebagai penggerak kemitraan antara kedua sektor.

Hingga saat ini, Mitreka Vokasi sudah melibatkan 81 perguruan tinggi vokasi, 385 program studi, lebih dari 3.500 dosen dan staf, serta lebih dari 6.900 mahasiswa yang turut serta dalam kemitraan ini.

"Melalui platform ini, kami juga telah melakukan asesmen mutu kemitraan, yang dikenal dengan indeks kemitraan, yang dilakukan oleh Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di setiap perguruan tinggi vokasi," jelasnya.

Adi mengungkapkan bahwa hasil asesmen menunjukkan rata-rata indeks kemitraan nasional mencapai 2,35 dari angka maksimum 4, dengan penilaian pada tiga variabel, yaitu kesiapan, implementasi, dan output atau outcome kemitraan.

"Angka ini menunjukkan bahwa meski aspek kesiapan sudah cukup baik, namun implementasi dan hasil yang tercapai masih perlu ditingkatkan," tegas Adi.

Meski demikian, Adi optimistis bahwa dengan memperkuat kemitraan dan terus berinovasi, pendidikan vokasi dapat menjadi pilar utama dalam mendorong transformasi ekonomi Indonesia.

Adi pun mengajak para mitra di sektor pendidikan vokasi dan dunia industri untuk bersama-sama menciptakan ekosistem yang inklusif, produktif, dan berkelanjutan. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat modernisasi sektor ekonomi tradisional, mendukung industrialisasi, serta mendorong terciptanya ekonomi berbasis pengetahuan yang lebih maju. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan