Mesin pertanian berupa traktor dan dores bertenaga listrik itu mendapatkan aliran listrik dari instalasi Sistem Manajemen Irigasi Uma Palak (Siuma) yang dibangun di bagian pojok bawah persawahan terasering Munduk Uma Palak Lestari.
Suplai energi Siuma itu dipasok dari panel-panel surya yang didirikan Pertamina menjadi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan aliran air menjadi pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) dengan total daya listrik yang dihasilkan mencapai 9,6 kilo watt peak (kWp).
Area Manager Communication, Relations, and CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus Ahad Rahedi mengungkapkan bantuan itu diberikan untuk menjaga ketahanan kawasan hijau pertanian di tengah pesatnya perkembangan Kota Denpasar.
Selain mendukung pemerintah untuk mencapai nol emisi karbon pada 2060, inovasi tersebut juga menjawab tantangan distribusi air di kawasan itu karena pada wilayah tertentu di bagian bawah sawah, aliran airnya kurang lancar, terutama ketika debit air dari sungai utama berkurang.
Di sisi lain, di bagian bawah terdapat sungai kecil dengan lebar sekitar 1-1,5 meter yang mengalir air buangan irigasi dari bagian atas sawah, sehingga aliran air di sungai kecil itu dipompa kembali ke atas melalui pipa-pipa untuk didistribusikan kembali ke kawasan yang mengalami aliran air kurang lancar.
Saat ini, ada empat mesin pompa air dan dilengkapi sensor pertanian pintar untuk indikator kekeringan yang disokong listrik dari PLTS dan PLTMH.
Uniknya, PLTMH tersebut menggunakan limbah hose reel atau alat pada kendaraan pengisian BBM avtur untuk pesawat udara, menjadi turbin atau kincir air yang menghasilkan listrik.
Selama ini, energi listrik yang dihasilkan sebesar 9,6 kWp itu, selain untuk pengairan, juga memberi daya untuk penerangan jalan, termasuk di jalur joging di kawasan persawahan yang juga menjadi Ekowisata Uma Palak Lestari.
Simpanan energi listrik tersebut juga digunakan untuk memberi daya kepada mesin pertanian elektrik, yakni traktor dan dores yang daya listriknya bisa diisi ulang di rumah traktor yang didirikan di tengah kawasan sawah. Rata-rata untuk satu kali isi ulang baterai mesin pertanian itu mencapai sekitar tiga jam.
Inovasi Siuma dan mesin pertanian bertenaga listrik tersebut menjadi inspirasi, khususnya untuk pengelolaan lahan pertanian ramah lingkungan di Kota Denpasar dan kabupaten lain di Bali.
Kepala Dinas Pertanian Kota Denpasar Anak Agung Gede Bayu Brahmasta mengungkapkan inovasi energi baru terbarukan dari Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus itu menjadi yang pertama di Ibu Kota Provinsi Bali tersebut.
Pemerintah Kota Denpasar berupaya memperluas inovasi tersebut dengan Munduk Uma Palak Lestari Subak Sembung sebagai kawasan percontohan untuk pengembangan program pertanian berkelanjutan di wilayah lain.
Tidak hanya dari jajaran pemerintah daerah, sejumlah kalangan, baik dari dalam dan luar negeri, juga menjadikan kawasan pertanian itu sebagai wahana untuk saling berbagi pengalaman dan belajar, termasuk delegasi World Water Forum (WWF) ke-10 dan sejumlah negara, termasuk baru-baru ini dari Pantai Gading, negara di Afrika Barat.
Inovasi di sektor pertanian yang diinisiasi Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus itu diharapkan menjadi percontohan daerah lain untuk menerapkan cara berkelanjutan, sejalan dengan upaya BUMN bidang minyak dan gas bumi tersebut menciptakan kualitas BBM lebih baik yang ramah lingkungan dan didukung para petani mulai sadar mengembangkan pertanian organik.
Harapannya, inovasi tersebut berperan menekan kontribusi sektor pertanian menyumbang emisi gas rumah kaca (GRK) agar menambah langit Pulau Dewata Bali menjadi lebih biru lagi. (ant)