Bunyi-Bunyi Rekonsiliasi yang Kian Nyaring Dari Senayan
Presiden terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto bersama Ketum Partai NasDem Surya Paloh memberikan keterangan pers usai melakukan pertemuan tertutup di NasDem Tower--
Setelah adanya dinamika tersebut, baginya sinyal-sinyal rekonsiliasi lainnya bakal muncul. Termasuk Prabowo yang bakal bertemu dengan Puan Maharani selaku legislator dari PDI Perjuangan dalam waktu dekat.
"Kalau bisa sebelum Lebaran (Prabowo dan Puan bertemu) juga nggak apa-apa," kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.
Sebelum itu, muncul kabar bahwa Puan Maharani pun telah bertemu dengan Rosan Roeslani, Ketua TKN Prabowo-Gibran. Pertemuan itu pun dikonfirmasi kebenarannya secara langsung oleh Puan usai memimpin rapat paripurna.
Pertemuan itu pun memberikan gambaran bahwa jembatan rekonsiliasi sedang dibangun. Walaupun pertemuan tersebut diakui oleh Puan merupakan bagian dari silaturahim, hal itu merupakan sebuah makna yang tidak bisa diabaikan dalam proses rekonsiliasi.
Setelah bertemu Rosan, Puan pun tidak menutup kemungkinan bahwa silaturahim bisa dilakukan dengan siapa pun, termasuk dengan Prabowo.
Sinyal-sinyal rekonsiliasi itu pun juga diamini oleh legislator dari Partai Golkar, Lodewijk F. Paulus. Wakil Ketua DPR itu mengatakan bahwa silaturahim antara tokoh-tokoh nasional merupakan hal yang baik.
Selain dengan Puan, dia menilai Prabowo juga berkemungkinan bertemu dengan Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Sebagai politikus di luar kader PDI Perjuangan dan Gerindra, dia menilai kedekatan kedua figur di panggung politik nasional tersebut telah terjalin sejak lama.
Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan bahwa rencana pertemuan kedua sosok yang pernah berpasangan pada Pilpres 2009 itu bakal direncanakan dan dibicarakan secara bersama dan akan diinformasikan di kemudian hari.
Secara pribadi, Dasco mengaku silaturahim lintas partai pun sering dilakukan oleh dirinya. Karena komunikasi-komunikasi tersebut tetap harus dilakukan tanpa adanya hambatan.
Analis politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menyatakan bahwa rencana pertemuan antara Prabowo dan Megawati merupakan hal yang positif.
Selain keduanya merupakan ketua umum partai, pertemuan itu pun nantinya merupakan ajang silaturahim antara presiden terpilih dan mantan presiden.
Karena, dari pada berkonflik, silaturahim merupakan kegiatan yang paling tepat untuk dilakukan.
Dia menilai sebenarnya hubungan antara Prabowo dan Megawati tidak bermasalah sejak dulu. Terbukti dari keduanya yang bersatu dalam Pemilu 2009, dan tidak adanya resistensi saat Prabowo menjabat sebagai Menteri Pertahanan pada 2019.
Jika terjadi, pertemuan itu bakal menjadi momentum bersejarah yang harus diapresiasi karena, membangun sebuah negara harus mendapat dukungan dari tokoh-tokoh nasional lainnya.
“Saya melihatnya dalam kacamata positif, tokoh bangsa itu bersatu membangun bangsa,” katanya.