JAKARTA, JAMBIEKSPRES.BACAKORAN.CO-Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mendorong Mayjen TNI dr. Roebiono Kertopati diusulkan menjadi pahlawan nasional sebagai sosok yang berjasa dalam bidang intelijen dan persandian di Indonesia.
Kepala BSSN Hinsa Siburian mengatakan mayoritas publik tidak mengenal Roebiono Kertopati karena minimnya referensi yang menjelaskan tentang sepak terjangnya dalam sejarah perjuangan pergerakan Kemerdekaan RI.
“TNI Angkatan Darat banyak menulis tentang sejarah para anggotanya dalam perjuangan di Tanah Air, tapi tidak ada literatur tentang Roebiono Kertopati. Saya pun mengetahui sosok dan perannya setelah menjadi Kepala BSSN,” kata Hinsa sebagaimana keterangan tertulis diterima di Jakarta, Minggu.
Roebiono Kertopati, papar Hinsa, adalah seorang dokter di Kementerian Pertahanan. Pada 4 April 1946, Roebiono Kertopati diperintahkan oleh Menteri Pertahanan saat itu untuk membentuk badan pemberitaan rahasia bernama Dinas Code.
BACA JUGA:BI Proyeksikan FFR Turun di Semester II 2024
BACA JUGA:IDAI Rekomendasikan Ragam Camilan Sehat Untuk Pemenuhan Gizi Anak
Kemudian, pada tahun 1950, Dinas Code berubah nama menjadi Jawatan Sandi yang berubah lagi menjadi Lembaga Sandi Negara pada tahun 1972. Roebiono Kertopati memimpin dan mengembangkan lembaga tersebut hingga akhir hayatnya pada 1984.
“Semangat tanpa pamrih dan integritas yang ditunjukkannya dalam pengabdian kepada bangsa dan negara, menggerakkan kami sebagai generasi penerus untuk mengusulkannya menjadi pahlawan nasional,” ucap Hinsa.
Roebiono Kertopati (11 April 1914-23 Juni 1984) dikenal sebagai Bapak Persandian Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kariernya dimulai dari menjadi dokter pada Bagian B (intelijen) di Kementerian Pertahanan.
Roebiono Kertopati juga dipercaya menjadi dokter kepresidenan di era Presiden Soekarno, serta turut andil dalam mengautopsi jenazah para pahlawan revolusi.
Sistem-sistem sandi yang ia buat diyakini efektif dan dapat diandalkan dalam pengamanan komunikasi, mengingat berbagai kegiatan militer dan politik negara yang membutuhkan kerahasiaan komunikasi pemberitaan.
Atas dasar perjuangannya selama tiga zaman, yakni pasca-kemerdekaan, orde lama, dan orde baru serta dari sudut pandang ideologi dan sosial-politik dalam membangun, mengembangkan, dan memimpin persandian hingga akhir hayatnya selama 38 tahun, BSSN mengusulkan Roebiono Kertopati menjadi pahlawan nasional.
Terkait hal itu, BSSN menyelenggarakan Seminar Nasional "Bedah Juang Mayjen TNI dr. Roebiono Kertopati’" di Perpustakaan Nasional, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (21/12).
Seminar dihadiri oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Portugal Rudy Alfonso, Duta Besar Republik Indonesia untuk Takhta Suci Vatikan tahun 2012–2016 Budiarman Bahar, Peneliti Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Asvi Warman Adam, dan Kepala RSPAD Gatot Soebroto Letjen TNI dr. A. Budi Sulistya. (ant)