BACA JUGA:Kasus DBD Meningkat di Kabupaten Kerinci, Masyarakat Minta Dinkes Lakukan Fogging
BACA JUGA:Pancaroba, Masyarakat Diminta Waspada Meningkatkan Ancaman DBD
Seseorang bisa terinfeksi DBD lebih dari sekali, dan infeksi berikutnya berisiko lebih parah, bahkan bisa berujung pada kematian.
Menurut data Kementerian Kesehatan, setiap hari dua orang meninggal akibat DBD.
"Untuk itu, kita semua perlu lebih waspada, terutama pada pagi dan sore hari saat nyamuk biasanya menggigit, yaitu waktu di mana kita paling aktif," kata dr. Nunki.
Menurut dr. Nunki, DBD bukan hanya masalah individu, tetapi masalah komunitas. Risiko DBD lebih tinggi di daerah yang padat penduduknya, seperti permukiman perkotaan.
"Orang yang terinfeksi dengue tidak hanya berisiko terhadap kesehatannya sendiri, tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue. Ketika nyamuk menggigit seseorang yang memiliki virus dengue dalam darahnya, nyamuk tersebut akan terinfeksi dan kemudian dapat menularkan virus kepada orang sehat melalui gigitannya. Perlu diingat bahwa dengue tidak dapat menyebar langsung dari satu orang ke orang lainnya; nyamuk diperlukan untuk transmisi virus dengue," jelasnya.
BACA JUGA:Mengkhawatirkan, Kasus DBD di Sungai Penuh Bertambah Jadi 61 Kasus
BACA JUGA:Muaro Jambi Waspada DBD, Terdapat 21 Kasus Positif
DBD terdiri atas tiga fase: fase demam tinggi pada hari ke-1 hingga ke-3; fase kritis pada hari ke-4 dan ke-5; dan fase penyembuhan pada hari ke-6 dan ke-7.
Waspadai fase kritis, karena pasien dapat mengalami pendarahan dan syok yang membahayakan nyawa.
Penyakit DBD memberikan dampak dan tekanan besar bagi keluarga. Ketakutan dan kekhawatiran karena anak atau orang tua harus dirawat di rumah sakit menunjukkan betapa pentingnya setiap langkah pencegahan dalam menanggulangi DBD.
Langkah-langkah seperti gerakan 3M Plus sangat membantu dalam meminimalkan risiko melalui pengendalian vektor nyamuk.
BACA JUGA:Puluhan Warga Sarolangun Terjangkit DBD
BACA JUGA:Kawasan DBD Dilakukan Fogging
"Namun, cara inovatif lain untuk memberikan perlindungan yang lebih baik juga perlu dipertimbangkan, salah satunya melalui vaksinasi," demikian dijelaskan dr. Nunki Andria. (*)